Sabtu, 25 Mei 2013

SIAPA YANG MENCIPTAKAN "ACUNGAN JEMPOL" ?


Acungan jempol adalah gerak isyarat dan seperti menggelengkan kepala dan gerakan isyarat tangan adalah jenis dari bahasa isyarat, bahasa non verbal. Beberapa gerakan isyarat dilakukan anak-anak yang masih kecil, dibawah satu tahun. Beberapa gerakan isyarat sangat membantu di dalam perjalanan, kecuali Anda berada di negara yang menganggap gerakan isyarat tersebut sebagai simbol yang tidak sopan. Hal ini dapat menimbulkan masalah besar bagi Anda. Bagaimana pun, acungan jempol merupakan gerak isyarat yang sangat populer. “Acungan jempol” secara umum diterima sebagai gerak isyarat yang menyatakan setuju tidak kurang dari empat ratus tahun, atau lebih lama lagi. Gerak isyarat ini diterima karena fakta “Jempol yang berdiri tegak” berati BAIK dan “Jempol yang mengarah ke bawah” berarti TIDAK BAIK. Ini mungkin ada kaitannya dengan peribahasa : “Disinilah jempol saya”, dari bahasa Inggris kuno yang mengatakan bahwa digunakan sebagai akhir dari kontrak atau persetujuan.
Isyarat acungan jempol mungkin dihubungkand dengan pertarungan gladiator romawi kuno. Penonton akan menutup jempol mereka jika mereka ingin membiarkan gladiator yang kalah tetap hidup karena gladiator tersebut dianggap telah bertarung dengan sangat berani. Itulah apa yang dikatakan Desmond Morris dalam bukunya Body Talk. Melalui “Salah menerjemahkan atau salah kaprah”, seperti yang dikatakannya, “gerak isyarat ini secara bertahap berubah dari ‘acungan jempol yang ditutupi’ menjadi “Acungan Jempol.”
Isyarat tangan lainnya yang digunakan dengan makna yang sama adalah apa yang Morris dan rekannya yang menulis buku Gesture, sebut “lingkaran.” Gerakan ini terbentuk jika Anda menyentuhkan ujung jempol Anda pada ujung jari kaki telunjuk sehingga membentuk “O” yang dalam banyak budaya diartikan sebagai “OK” (oll korrect)
Ada juga gerakan isyarat lainnya yang terkenal di seluruh dunia. “Meletakkan jempol pada hidung Anda” adalah ketika ujung jempol Anda menyentuh ujung hidung Anda dan jari-jari tangan merentang dan menunjuk (dan kadangkala mengejek). Kebanyakan murid sekolah akan mengenali gerak isyarat ini sebagai gerakan menggoda atau menghina. Gerakan ini juga sering disebut “Salam Lima Jari.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar