Tuhan selalu
punya jawaban atas doa seseorang. Jawaban doa itu bisa iya, bisa
tidak, atau.. Tuhan punya rencana yang lebih baik untuk umat-Nya,
seperti dalam kisah berikut ini.
Di sebuah
pinggir kota, hidup seorang nenek yang hidup seorang diri. Untuk dapat
menyambung hidup, nenek tersebut berjualan tempe setiap hari. Pada
suatu hari, sang nenek terlambat memberi ragi, sehingga tempe tidak
matang tepat pada waktunya. Saat daun pisang pembungkus tempe dibuka,
kedelai-kedelai masih belum menyatu. Kedelai tersebut masih keras dan
belum menjadi tempe.
Hati sang
nenek mulai menangis. Apa yang harus dilakukan? Jika hari ini dia tidak
bisa menjual tempe tersebut, maka dia tidak akan dapat uang untuk
makan dan membeli bahan tempe untuk esok hari. Dengan air mata yang
masih mengalir, sang nenek mengambil wudhu lalu salat Subuh di rumahnya
yang sangat kecil dan memprihatinkan.
"Ya Allah,
tolong matangkan tempe-tempe itu. Hamba-Mu tidak tahu harus berbuat
apalagi untuk menyambung hidup dengan cara yang halal. Hamba tidak
ingin menyusahkan anak-anak hamba. Kabulkan doa hamba-Mu yang kecil ini
ya Allah.." demikian doa sang nenek dengan linangan air mata.
Setelah
selesai salat Subuh, sang nenek membuka daun pisang pembungkus tempe,
tidak ada satupun yang matang. Keajaiban belum datang, doanya belum
dikabulkan. Tetapi sang nenek percaya jika doanya akan terkabul,
sehingga dia berangkat ke pasar saat matahari belum bersinar, mengejar
rezeki dengan menjual tempe.
Sesampai di
pasar, sang nenek kembali membuka pembungkus tempe. Masih belum matang.
Tak apa, nenek tersebut terus menunggu hingga matahari bersinar terik.
Satu persatu orang yang berbelanja berlalu lalang, tetapi tak ada
satupun yang mau membeli tempe sang nenek. Matahari terus bergerak
hingga para pedagang mulai pulang dan mendapat hasil dari berjualan.
Tempe
dagangan penjual lain sudah banyak yang habis, tetapi tempe sang nenek
tetap belum matang. Apakah Tuhan sedang marah padaku? Apakah Tuhan tidak
menjawab doaku? Begitulah rintihan hati sang nenek, air matanya
kembali mengalir.
Tiba-tiba, ada seorang ibu yang menghampiri sang nenek. "Apakah tempe yang ibu jual sudah matang?" tanya sang pembeli.
Sang nenek menyeka air mata lalu menggeleng, "Belum, mungkin baru matang besok," ujarnya.
"Alhamdulillah,
kalau begitu saya beli semua tempe yang ibu jual. Daritadi saya
mencari tempe yang belum matang, tetapi tidak ada yang menjual.
Syukurlah ibu menjualnya," ujar sang pembeli dengan suara lega.
"Kenapa ibu membeli tempe yang belum matang?" tanya sang nenek dengan heran. Semua orang selalu mencari tempe yang sudah matang.
"Anak
laki-laki saya nanti malam berangkat ke Belanda, dia ingin membawa
tempe untuk oleh-oleh karena di sana susah mendapat tempe. Kalau tempe
ini belum matang, maka matangnya pas saat anak saya sampai ke Belanda,"
ujar sang ibu dengan wajah berbinar.
Inilah
jawaban atas doa sang nenek. Tempe-tempe itu tidak langsung matang
dengan keajaiban, tetapi dengan jalan lain yang tidak dikira-kira.
Ingatlah sahabat, Tuhan selalu punya jawaban terbaik untuk doa umat-Nya.
Kadang sebuah doa tak langsung mendapat jawaban. Kadang doa seseorang
tidak dijawab dengan 'iya' karena Tuhan selalu punya rencana terbaik
untuk hamba-Nya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar