1. Harga yang berakhir dengan 9, 99 atau 95 atau Faktor Angka 9
Dikenal juga dengan nama 'charm price'. Idenya adalah agar Anda
berpikir bahwa harganya lebih murah. Cara ini bekerja karena orang-orang
membaca dari kiri ke kanan, dan angka yang Anda lihat pertama
menentukan apakah harga dapat diterima.
Sebagai contoh, jika Anda melihat sebuah produk dengan harga 100 Ribu
Rupiah, maka Anda belum tentu akan membelinya. Tapi beda halnya jika
harga produk tersebut adalah 99 Ribu Rupiah. Padahal perbedaannya dapat
dikatakan hanya sedikit.
2. Batasan Per Pembeli pada Produk Potongan
Menambahkan istilah, "batas X setiap pembelian", "hanya boleh X per
orang" atau "Beli Sekarang! Hanya tersisa 5!" menciptakan sebuah
perasaan bahwa produk tersebut sedang dalam langka atau dalam permintaan
yang banyak sampai ia dibatasi hanya berapa yang dapat dibeli setiap
pembelian. Padahal jika Anda kembali esoknya, angka tersebut tidak akan
berubah.
Hal ini membuat pembeli akan membeli produk sampai batas maksimumnya,
walaupun pada kenyataannya ia tidak begitu membutuhkan banyak. Cara
seperti ini telah tersebar luas di berbagai Supermarket.
3. Trik X untuk Y
Toko grosiran biasanya sering menggunakan trik ini. Menulis harga
seperti "10 Ribu untuk Setiap 10 Pembelian" akan membuat pembeli
benar-benar membeli 10 produk terkait. Walaupun pada kenyataannya harga
tersebut hanya berbeda sedikit atau bahkan tidak berbeda.
Anda harus berhati-hati juga karena ada beberapa toko yang menambahkan
tulisan seperti "minimal pembelian 5", jadi Anda lebih baik memastikan
mengenai trik ini.
4. Beli Satu dapat Satu Setengah Harga
Promo seperti Beli Satu Dapat Satu Setengah Harga adalah trik favorit
pada kebanyakan toko. Tapi mungkin kita lebih sering melihat ini pada
toko sepatu. Ide seperti ini akan membuat Anda mengeluarkan uang lebih
karena Anda dapat membeli sepasang sepatu berikutnya setengah harga.
Padahal pada kenyataannya, Anda dapat lebih menghemat jika tidak
membelinya dan pulang.
Trik ini adalah trik yang sangat sederhana, tetapi mereka sangat
efektif sampai jutaan pedagang di gunia menggunakan trik ini. Cara
terbaik bagi Anda adalah memastikan harga dan membandingkannya dengan
toko lain. Trik ini juga biasa diikutsertakan dengan voucher yang hanya
berlaku pada hari itu saja.
5. Angka Bulat atau Harga Sederhana
Harga sederhana memperbolehkan pembeli untuk membandingkan berapa
banyak yang mereka potong (hemat). Dengan kata lain, sangatlah mudah
agar pembeli dapat menghitung berapa banyak diskon yang didapat dari
yang misalnya 50 Ribu menjadi 35 Ribu, beda halnya jika dibandingkan
dengan yang jika tadinya 50 Ribu menjadi 34.500.
Ide dari trik ini adalah tidak ada recehan yang diikutsertakan dan merupakan improviasi dari trik 'charm price'.
6. Promosi "Gratis"
Ini adalah kata yang paling sering dilihat karena tentu pedagang tahu
bahwa kata 'gratis' adalah kata yang sangat gaib. Jadi kata seperti
'beli satu dapat satu' terkadang menjanjikan kita untuk membeli produk
yang bahkan biasanya kita tidak beli.
Karena hal inilah, terkadang ada toko yang mengimplementasikan ini
dengan cara yang lebih kreatif yakni pembeli harus melakukan pembelian
sampai batas tertentu terlebih dahulu.
7. Ukuran Tulisan dari Harga
Professor pemasaran pada Universitas Clark dan Universitas Connecticut
menemukan bahwa konsumen atau pembeli mempersepsikan harga diskon lebih
baik pada saat ukuran tulisan lebih kecil, daripada tulisan besar dan
tebal. Hal inilah yang sering salah dilakukan oleh bagian pemasaran.
Hal ini disebabkan harga diskon yang besar dan tebal sering
dibandingkan dengan harga asli yang tertera pada tag harga, yang pada
kenyataannya tulisan besar tersebut akan membingungkan pembeli. Karena
dalam diri kita ada pikiran bahwa, "ukuran fisik menentukan ukuran
numerik". Inilah sebabnya mengapa tag harga pada supermarket sering
memberikan harga asli yang dicoret dan harga diskon dengan ukuran yang
kecil.
8. Testimonial
kesahan dari suatu produk setara dengan kesahan sumber yang
mengatakannya. Sebagai contoh, jika seorang perwakilan perusahaan
mengatakan bahwa produk mereka itu sangat bagus maka Anda mungkin akan
ragu karena berarti ada motif tersembunyi. Tetapi, jika seorang customer
atau pembeli yang dikenal memberikan pujian atau testimonial maka Anda
akan lebih mempercayai bahwa mereka mengatakannya dengan jujur.
Oleh karena itulah digunakan para ahli yang menyatakan bahwa produk
aman atau seorang selebriti yang memberikan testimonial. Pada
kenyataannya, tidak ada seorang-pun yang dapat berada di depan kamera
dan mengatakan bahwa produk baik dalam bentuk iklan tanpa ada kompensasi
dari perusahaan terkait, jadi perkataan mereka sama saja dengan
perwakilan perusahaan.
9. Penggunaan Harga Berlapis atau Berpaket
Mana yang Anda pilih? Jika Anda memilih paket professional maka berarti
Anda telah masuk ke dalam Trik si Penjual. Penggunaan harga berpaket
menciptakan sebuah pertentangan antara insting utama Anda dengan
pemikiran logis Anda.
Walaupun pemikiran logis Anda mengatakan, "Saya tidak membutuhkan paket
dengan evaluasi sampai 120 kali, itu terlalu banyak." Dengan memberikan
banyak paket harga maka insting Anda akan mulai menciptakan skenario
berdasar atas paket-paket yang ada dan meminta lebih. Terlebih mereka
memberikan tampilan yang mencolok serta kata bahwa paket tersebut lebih
banyak dipilih.
10. Ketakutan dan Rasa Tidak Aman
Setiap orang mempunyai ketakutan dan rasa tidak aman dalam diri mereka,
jadi jika ada produk menyatakan bahwa mereka dapat memecahkan masalah
tersebut maka Anda pasti akan mengeceknya.
Seperti software antivirus yang mengatakan bahwa komputer Anda diserang
banyak virus, produk keamanan rumah yang menggambarkan statistik
tingkat pencurian dalam rumah dan sebagainya. Anda hanya perlu tahu,
jika sebelumnya Anda tidak takut kenapa sekarang Anda takut setelah
melihat iklan terkait?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar